Keberadaan umat Hindu yang
jumlahnya minoritas di Desa Klinting Kecamatan Somagede, Banyumas, Jawa Tengah,
ternyata dapat berdampingan dengan rukun dan harmonis dengan umat muslim
setempat.
Bukti kerukunan antar umat Hindu dan umat Muslim di daerah
tersebut terlihat pada saatperayaan
Hari Suci Keagamaan yang diwarnai dengan kebersamaan saling membantu satu dengan
lainnya. Jika sedang ada kerja bakti di Mushola masyarakat Hindu pun turut
membantunya.
Kepala Desa KlintingBapak Sudir, memberikan penjelasan bahwa masyarakat di Desa Klinting
yang mayoritas beragama Islam, mereka dapat menerima keberadaan umat Hindu. Di
Desa Klinting tidak pernah terjadi konflikantar agama, masyarakatnya juga tidak ada yang membedakan agama.
Masyarakatnya beranggotakan 2.798 orang , 185 orang yang
menganut agama Hindu. Sebagian menganut Hindu Jawa dan sisanya menganut Hindu
Bali. Doa-doa yang yang dibacakan oleh penganut Hindu Jawa cenderung berbahasa
Jawa, sedangkan Hindu Bali menggunakan bahasa Sansekerta yang mengambil dari
Weda. Jumlah penganut agama Hindu di Desa Klinting cenderung berkurang karena
sebagian di antara mereka berpindah agama setelah menikah.
Para penganut agama Hindu di Desa Klinting di pegunungan
Kendeng, Banyumas semula merupakan penghayat kepercayaan wayah kaki. Seorang
tokoh kepercayaan wayah kaki bernama Ranameja saat menjalankan semedi
mendapatkan wangsit dari wayah kaki yang menyarankan agar para penghayat
kepercayaan tersebut bernaung kepada agama Hindu yang memiliki kemiripan dalam
tata cara sembahyangnya. Ranameja membangun Pura Pedaleman Giri Kendeng sekitar
22 Tahun yang lalu.
Share On
About Unknown
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Maecenas euismod diam at commodo sagittis. Nam id molestie velit. Nunc id nisl tristique, dapibus tellus quis, dictum metus. Pellentesque id imperdiet est.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar